SURABAYA - UIN Sunan Ampel Surabaya (UINSA) melaksanakan kegiatan bertajuk Pitching Project: Beasiswa Non Degree Peningkatan Kompetensi Literasi Digital Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kemenag RI, bertempat di Ruang Rapat Rektor Lantai 2 Tower Teungku Ismail Yakub, Rabu (8/3/2023).
Kegiatan dihadiri Direktur PAI Kementerian Agama RI Dr. Amrullah, M.Si dan Kasubdit PAI pada PAUD dan TK Direktorat PAI Kementerian Agama RI untuk memastikan kesiapan UIN Sunan Ampel Surabaya dalam pelaksanaan program Peningkatan Kompetensi Literasi Digital Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kemenag RI.
Hadir pula Rektor, jajaran Wakil Rektor, Dekan dan jajaran Wakil Dekan FTK serta FST, dan dosen dari FTK serta FST. Program ini merupakan beasiswa non degree kerjasama Kementerian Agama dengan LPDP.
Program yang ditujukan untuk pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan Kementerian Agama ini dipercayakan kepada UIN Sunan Ampel Surabaya. Oleh Rektor, program ini dipercayakan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) serta Fakultas Sains dan Teknologi (FST) untuk menjadi leading sektornya.
Dalam sambutannya, Rektor UINSA menyampaikan beberapa hal terkait pentingnya literasi digital bagi guru dan tenaga kependidikan di era post-truth. “Dunia serba clickbait, disinilah literasi digital diperlukan” tuturnya.
Dunia pendidikan perlu beradaptasi dengan hal ini. Anak-anak yang saat ini dan nanti berada di usia sekolah merupakan Gen-Z, anak-anak yang tumbuh sebagai digital native. Guru bukan satu-satunya sumber belajar, bukan satu-satunya referensi. Maka seorang guru dituntut memiliki dua konsep, “to be the important and the interesting” tukas Prof. Muzakki.
Baca juga:
Kaidah Penulisan Copy Writing Produk
|
Oleh karena itu, kecakapan literasi digital seorang guru menjadi tidak bisa dihindari.
Gayung bersambut, Direktur PAI Kementerian Agama RI Dr. Amrullah, M.Si sudah lama menunggu kapan UINSA siap bekerjasama untuk melaksanakan program literasi digital ini. Kementerian Agama sangat konsern dengan membangun budaya kerja guru-guru PAI diantaranya akademic culture dan digital culture. “Digital culture inilah salah satunya melalui program literasi digital yang akan diberikan kepada guru-guru PAI kita” papar Dr. Amrullah.
Program yang akan dilaksanakan pada tahun 2023 ini menyasar pada lebih dari 1000 guru dan tenaga kependidikan. Dalam arahannya, Dr. Amrullah juga menyampaikan hal-hal penting terkait kesiapan yang akan dilihat seperti pola recruitment peserta, kurikulum atau materi penciri yang khas dari UISA, sarana dan prasarana, serta administrasi pelaporannya.
Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi program literasi digital yang akan dilaksanakan oleh UINSA oleh Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan(FTK) Prof. Dr. Muhammad Thohir, M.Pd dan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Dr. A Saepul Hamdani, M.Pd.
Baca juga:
Ustadz Abdul Somad: Cara Bersyukur
|
Dalam presentasinya, Dekan FST menekankan bahwa UINSA sangat siap baik dari segi kurikulum dengan rencana program di setiap minggu selama 12 minggu, SDM yang telah mendapatkan sertifikasi sebagai Google Educator, Learning Management System (LMS), dan tentunya jaringan dengan bandwith sangat memadai.
Selain itu beliau juga memaparkan bahwa materi literasi digital di UINSA berbasis integrated twin towers sebagaimana ciri keilmuan di UINSA. Akhirnya, UINSA siap melaksanakan program Peningkatan Kompetensi Literasi Digital Bagi Pendidik Dan Tenaga Kependidikan Kemenag RI dengan jumlah peserta 1000 orang. (*)